Senin, 19 Desember 2011

Campursari Giri Agung

“ DENGAN HATI ANAK BANGSA “ “ BISA MANDIRI “ Oleh : Ari Nursitawati,S, Sn Guru SD Bangah, Gedangan, Sidoarjo
Ungkapan Aja Dumeh Eling lan Waspada adalah ungkapan yang tidak dapat dilepaskan dari tatanan kehidupan manusia, karena ketika manusia sedang berinteraksi ungkapan tersebut memiliki kontribusi yang kuat dalam menjaga integritas kepribadian. Di dalam mengarungi hidup dan kehidupan agar selama dalam perjalanan mengarungi 'lautan' kehidupan dapat selamat dan sampai tujuan dengan sejahtera dan rahayu.: Jika 'dionceki" atau dikupas satu persatu dari "Ojo dumeh, eling lan waspodo", maka kata pertama yakni "Ojo Dumeh" terdiri dari dua kata yaitu "Ojo" dan "dumeh". Ojo, dalam bahasa Indonesia berati Jangan atau tidak boleh. Kata pertama ini dinyatakan untuk manusia secara tegas dan lugas yakni OJO yang dalam bahasa Indonesia berari JANGAN, apa makna dalamnya?. Manusia itu tempat bersemayamnya "lali"--[lupa-Bhs. Indonesia]. "Manungsa itu kadunungan lali", Manusia itu suka lupa [lupa diri, lupa daratan, lupa asal-usul, lupa sejarahnya, atau lupa yang lain. Disamping itu pula manusia itu cenderung tergoda oleh hawa nafsu duniawi, munusia itu suka pada "Aji Mumpung", yakni aji mumpung yang bercitarasa buruk/negatif. Maka OJO, adalah ikon pengendali, agar manusia itu tidak larut dalam ranah duniawi, yang dilingkungi nafsu-nafsu yang buruk. Faktor duniawi sudah sangat mendominasi tata pola kehidupan kita, dan pada hakikatnya apa yang tersaji di dunia ini adalah karena kuasa Ilahi, siapa saja yang mampu mengendalikan diri, tentunya akan mendapat sesuatu yang bermanfaat. Ojo berarti memberikan kendali kepada kita, untuk tidak lupa diri selalu bercermin diri atau instropeksi.
Ketika Ojo sudah menjadi bagian dalam kehidupan kita, maka kita akan "Waskito", arief dan bijaksana DUMEH atau dupeh atau dalam bahasa Indonesia kira-kira berarti "mentang-mentang". Jadi "Ojo dumeh" berarti JANGAN MENTANG-MENTANG. Sebuah gambaran cerita kehidupan yang sampai saat ini masih merasuk pada jiwa masyarakat sekarang. Dengan wajah yang penuh ceria ada seorang ayah yang pulang dari kerja membawa pulang mobil yang sangat bagus kebanggaannya / impian dia selama ini ,kemudian ia meninggalkan mobil bagusnya tersebut sejenak untuk melakukan kegiatan lain. Kala sang ayah melakukan kegiatan lain datanglah anak perempuanya yang berumur 3 tahun sangat gembira melihat ada mobil yang sangat bagus diparkir didepan rumah,tanpa disadari sang ayah sianak kecil tadi membawa sebuah palu dan langsung ia memukul-mukulkan palu tersebut ke mobil yang menjadi idaman ayahnya tersebut. Akibatnya mobil baru tersebut penyok dan catnya tergores. Dengan hati geram sang ayah marah-marah, sang ayah berlari menghampiri anaknya dan memukulnya, memukul tangan anaknya dengan palu sebagai hukuman. Tanpa disadari anak yang dicintainya terluka parah oleh pukulan ayahnya, Setelah sang ayah tenang kembali, dia segera membawa anaknya ke rumah sakit.dengan harapan jangan terjadi apa-apa pada anak yang dicintainya. Walaupun dokter telah mencoba segala usaha untuk menyelamatkan jari- jari anak yang hancur tersebut, tetapi ia tetap gagal. Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan amputasi semua jari pada kedua tangan anak kecil tersebut. Ketika anak kecil itu sadar dari operasi amputasi dan jarinya telah Tidak ada dan dibungkus perban, dengan polos ia berkata, “Papa, aku minta maaf tentang mobil kesayangan papa.” Kemudian, ia bertanya,”tetapi kapan jari-jariku akan tumbuh kembali?” Ayahnya pulang ke rumah dan melakukan bunuh diri. Renungkan cerita di atas! Berpikirlah dahulu sebelum kau kehilangan kesabaran kepada seseorang yang kau cintai. Mobil dapat diperbaiki. Tulang yang hancur dan hati yang disakiti seringkali tidak dapat diperbaiki. Terlalu sering kita gagal untuk membedakan antara orang dan perbuatannya, kita seringkali lupa bahwa mengampuni lebih besar daripada membalas dendam. Orang dapat berbuat salah. Tetapi, tindakan yang kita ambil dalam kemarahan akan menghantui kita selamanya. Tahan, tunda dan pikirkan sebelum mengambil tindakan. Mengampuni dan melupakan, mengasihi satu dengan lainnya. Ingatlah, jika kau menghakimi orang, kau tidak akan ada waktu untuk mencintainya. Waktu tidak dapat kembali………Hidup bukanlah sebuah VCD PLAYER, yang dapat di backward… dan Forward… HIDUP hanya ada tombol PLAY dan STOP saja… Yang perlu diingat OJO DUMEH……………………..baru mempunyei mobil baru yang mana sebuah barang takan dibawa mati lakukan sebuah kegiatan yang sifatnya apapun dengan rasa keiklasan hati yang sangat tulus. Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang dapat membayangi kehidupan kita kelak……. .. Yang menjadi sebuah inti hidup adalah “HATI” : Hati yang dihiasi belas kasih dan cinta kasih… CINTA KASIH merupakan nafas kehidupan kita yang sesungguhnya.
Ini cerita tentang Gea, seorang gadis kecil yang ceria berusia tiga tahun. Pada suatu sore, Gea menemani Ibunya berbelanja di suatu supermarket. Ketika sedang menunggu giliran membayar, Gea melihat > sebentuk kalung mutiara mungil berwarna putih berkilauan, tergantung dalam sebuah kotak berwarna pink yang sangat cantik. Kalung itu nampak begitu indah, sehingga Gea sangat ingin memilikinya. Tapi... Dia tahu, pasti Ibunya akan berkeberatan. Seperti biasanya, sebelum berangkat ke supermarket dia sudah berjanji tidak akan meminta apapun selain yang sudah disetujui untuk dibeli. Dan tadi Ibunya sudah menyetujui untuk membelikannya kaos kaki ber-renda yang cantik. Namun karena kalung itu sangat indah, diberanikannya bertanya. "Ibu, bolehkah Gea memiliki kalung ini ? Ibu boleh kembalikan kaos kaki yang tadi... " Sang Bunda segera mengambil kotak kalung dari tangan Gea. Dibaliknya tertera harga Rp 15,000. Dilihatnya mata Anisa yang memandangnya dengan penuh harap dan cemas.Sebenarnya dia bisa saja langsung membelikan kalung itu, namun ia tak mau bersikap tidak konsisten... "Oke ... Gea, kamu boleh memiliki Kalung ini. Tapi kembalikan kaos kaki yang kau pilih tadi. Dan karena harga kalung ini lebih mahal dari kaos kaki itu,Ibu akan potong uang tabunganmu untuk minggu depan. Setuju ?" Gea mengangguk lega, dan segera berlari riang mengembalikan kaos kaki ke raknya. "Terimakasih. .., Ibu" Gea sangat menyukai dan menyayangi kalung mutiaranya.. Menurutnya, kalung itu membuatnya nampak cantik dan dewasa. Dia merasa secantik Ibunya. Kalung itu tak pernah lepas dari lehernya, bahkan ketika tidur. Kalung itu hanya dilepasnya jika dia mandi atau berenang. Sebab,kata ibunya, jika basah, kalung itu akan rusak, dan membuat lehernya menjadi hijau... Setiap malam sebelum tidur, ayah Gea membacakan cerita pengantar tidur. Pada suatu malam, ketika selesai membacakan sebuah cerita, Ayah bertanya "Gea..., Gea sayang Enggak sama Ayah ?" "Tentu dong... Ayah pasti tahu kalau Gea sayang Ayah!" "Kalau begitu, berikan kepada Ayah kalung mutiaramu... "Yah..., jangan dong Ayah ! Ayah boleh ambil "si Ratu" boneka kuda dari nenek... ! Itu kesayanganku juga"Ya sudahlah sayang,.... ngga apa-apa !". Ayah mencium pipi Gea sebelum keluar dari kamar Gea. Kira-kira seminggu berikutnya, setelah selesai membacakan cerita, Ayah bertanya lagi, "Gea..., Gea sayang nggak sih, sama Ayah?" "Ayah, Ayah tahu bukan kalau Gea sayang sekali pada Ayah?". "Kalau begitu, berikan pada Ayah Kalung mutiaramu." "Jangan Ayah... Tapi kalau Ayah mau, Ayah boleh ambil boneka Barbie ini.."Kata Gea seraya menyerahkan boneka Barbie yang selalu menemaninya bermain. Beberapa malam kemudian, ketika Ayah masuk kamarnya, Gea sedang duduk di atas tempat tidurnya. Ketika didekati, Gea rupanya sedang menangis diam-diam. Kedua tangannya tergenggam di atas pangkuan. air mata membasahi pipinya..."Ada apa Gea, kenapa Gea ?" Tanpa berucap sepatah pun, Gea membuka tangan-nya. Di dalamnya melingkar cantik kalung mutiara kesayangannya " Kalau Ayah mau...ambillah kalung Gea" Ayah tersenyum mengerti, diambilnya kalung itu dari tangan mungil Gea. Kalung itu dimasukkan ke dalam kantong celana. Dan dari kantong yang satunya, dikeluarkan sebentuk kalung mutiara putih...sama cantiknya dengan kalung yang sangat disayangi Gea ..."Gea. .. ini untuk Gea. Sama bukan ? Memang begitu nampaknya, tapi kalung ini tidak akan membuat lehermu menjadi hijau" Ya..., ternyata Ayah memberikan kalung mutiara asli untuk menggantikan kalung mutiara imitasi Anisa.
Demikian pula halnya dengan Allah S.W.T. terkadang Dia meminta sesuatu dari kita, karena Dia berkenan untuk menggantikannya dengan yang lebih baik. Namun, kadang-kadang kita seperti atau bahkan lebih naif dari Gea : Menggenggam erat sesuatu yang kita anggap amat berharga, dan oleh karenanya tidak ikhlas bila harus kehilangan. Untuk itulah perlunya sikap ikhlas, karena kita yakin tidak akan Allah mengambil sesuatu dari kita jika tidak akan menggantinya dengan yang lebih baik. Keluarga adalah komunitas terkecil di dalam kehidupan manusia. Dia dalam keluarga setidaknya terdapat unsur ayah, ibu dan anak. Masing-masing unsur memiliki peran sendiri-sendiri yang harus dijalankan dengan penuh tangung jawab. Ayah sebagai kepala keluarga, ibu sebagai pratner ayah dalam mendidik anak, dan anak sebagai pihak yang harus mengambil teladan yang baik dari orang tua. Di dalam kehidupan keluarga tak semuanya berjalan seperti yang kita inginkan. Kadang-kadang masalah muncul dan membutuhkan penyelesaian yang bijak dan melibatkan sebagian atau semua unsur di dalam keluarga. Masalah bukan untuk dihindari, tetapi untuk dihadapi dengan sikap yang arif. Buku ini membahas dua permasalahan penting yang sering terjadi di dalam keluarga, yaitu pertentangan dan bohong. Dua permasalahan ini bisa saja muncul dari salah satu dari kedua belah pihak (orang tua dan anak) atau dari keduanya. Dalam menyikapi hal ini, kadang orang tua -dengan otoritas dan kekuasaan yang mereka miliki- mengambil jalan pintas dengan memukul, menendang, marah-marah atau mencaci maki. Apakah jalan seperti ini dapat menjawab dua permasalahan di atas? Atau justru malah menimbulkan masalah baru karena anak juga memilih jalan pintas dengan membangkang? Untuk menjawabnya, kita harus ingat apa tujuan keluarga itu? Keluarga yang sukses adalah keluarga yang penuh kasih sayang dan menghadapi permasalahan dengan bijak dan kepala dingin. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karenanya, buku ini hadir untuk menuntun kita dalam mengatasi permasalahan-permasalahan keluarga khususnya yang berkaitan dengan penentangan dan bohong jika yang dilakukan oleh anak maupun orang tua. PURWOTO... SANDAL JEPIT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar